Minggu, 25 Oktober 2015

TENTANG KOTA KITA, Buku Terbaru Anak Jombang

Judul: TENTANG KOTA KITA (Antologi puisi dan Cerpen)
Penerbit: Pustka Kata
Tahun: 2015

Penulis:
PUISI

1. Feisal Ramadhan - Kota Terbakar
2. Nyda Dusturiya - City Of Magic
3. Melenia Yolanda Fitri-Tengah Jombang
4. Fitriah Dwi Mulyani-Sebelah
5. Devi Nur Sugiarti-Bukan Fatamorgana
6. Nur Aisyah-Penjara Suci
7. Marifah Rohmatul Nazilah-Pukau Jombang
8. Sheila AP. Pratama

CERPEN

1. Nyda Dusturiya - City Of Kenangan
2. Diana Octavia Putri-Kota Mungil
3. Karisma Dwi Septiani-Ajal Menjemputku di Jombang
4. Naura Zulfa Salsabilla-Keindahan yang Tersembunyi
5. Melenia Yolanda Fitri-Kenangan
6. Devi Nur Sugiarti - Mozaik Kota Hilang
7. Armanda Hidar Nurbalqis-Kota Kecil Sejuta Keindahan
8. Nur Aisyah-Realita di Balik Sebuah Topeng
9. Candra Adikara Irawan-Berondong Ringin Contong
10. Veny Alivionita Sari-Mengukir Kenangan untuk Bekal Petualangan
11. Wanda Hijriani H-Please Stay Here
12. Vadila Dwi Putriana-Sehari dengan Jombang

Senin, 07 Juli 2014

Our Memories

 Event Perdana dalam rangka Hari Buku Nasional di Rumah Baca Gang Masjid(Rbgm).

Memori RAJ saat kopdar perdana dan event perdana :)

Cerpen, genre: romance



Desember
Karya Nurul Lailia

Pagi-pagi sekali Nessa sudah bersiap untuk pergi bekerja. Nessa terlihat cantik dengan kemeja putih panjang, rok hitam legam selutut dan blazer hitam favorit miliknya. Dengan tergesa-gesa, Nessa berlari keluar rumah menuju halte bus.
Di kantor Nessa sedang serius membuat dokumen untuk memenangkan tender perusahaan. Beberapa menit kemudian, terdengar langkah kaki seseorang mendekatinya. Nessa melirik ke arah sumber suara dan menemukan Ervan yang berdiri tegak di samping dirinya. Nessa tersenyum lembut ke arah Ervan.
Kamu tidak ikut makan siang bersama teman-temanmu?” tanya Ervan.
“Tidak,” balas Nessa.
“Kenapa?” tanya Ervan lagi.
Karena aku sedang menunggumu,” jawab Nessa kalem. Ervan tersenyum tulus mendengar jawaban kekasihnya itu.“Terima kasih Nessa.
Nessa menyimpan hasil pekerjaan dan mematikan komputernya kemudian mengambil sesuatu di dalam tas.
“Tadi aku bawa bekal, ayo kita makan sama-sama Erv!
Erv, begitulah nama panggilan Nessa ke Ervan. Awalnya Ervan merasa aneh dengan nama itu. Tapi, lama-kelamaan dia menyukainya. Nessa membawa nasi goreng dan telur dadar. Ervan memakannya dengan lahap membuat Nessa senang.
***
Hari ini adalah hari bersejarah karena Nessa dan Ervan berulang tahun. Tepat tanggal 31 Desember. Entah kenapa ulang tahun mereka bisa sama. Nessa sudah mengirim sms selamat ulang tahun untuk Ervan, namun tidak ada balasan. Nessa menatap sendu ke arah jalanan. Ervan belum mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Mungkin dia sibuk? Dia bos di sana, mungkin pekerjaannya sangat banyak ... jadi dia lupa?
Saat istirahat kerja, Nessa memutuskan pergi ke ruangan Ervan untuk memberikan setangkai mawar merah dan ucapan selamat ulang tahun untuk Ervan. Nessa tidak melihat asisten Ervan, jadi dia memutuskan untuk langsung memasuki ruang kerja Ervan tanpa mengetuk pintu dahulu. Dan apa yang dilihatnya begitu menyakitkan. Ervan yang sedang duduk dengan lengannya yang digelayuti oleh gadis cantik dengan rambut sebahu itu. Dada Nessa benar-benar sesak.
“Nessa? Kenapa masuk tidak ketuk pintu dalu?” tanya Ervan panik dan dengan sigap berdiri tegang. Nessa gugup. Serasa lebih gugup daripada seorang murid yang lupa tidak mengerjakan PR.
Ada apa?” tanya Ervan canggung. Nessa mengulurkan tangannya dan memberikan mawar merah pada Ervan.
“Ini untukmu Ervan,” ucap Nessa mencoba tenang. Nessa segera membungkuk ke arah Ervan dan gadis di samping Ervan.
Maaf karena tidak mengetuk pintu dalu,” gumam Nessa kemudian berbalik dan menutup pintu.
Di dalam ruang kerja Ervan menatap garang kepada gadis di sampingnya.
Sudah kubilang, jangan ganggu aku di kantor , Mia!”
Memangnya dia tadi siapa?”
Hanya pegawai biasa,” jawab Ervan meski sedikit tidak nyaman karena berbohong.
“Tapi dia memberimu bunga.
“Aku tidak suka bunga,” balas Ervan.
“Aku tahu, jadi buang saja bunganya, kau kan alergi bunga,” ucap Mia sinis. Ervan memandang ragu ke arah bunga mawar merah segar yang dipeganginya.
Oke, aku buang,” balas Ervan dan membuangnya ke tong sampah. Mia tersenyum dan tertawa kemudian melirik jam tangan peraknya.
Sudah waktunya pulang, sampai jumpa lagi Ervan sayang, aku mencintaimu,” ucap Mia sambil mengecup sekilas pipi Ervan. Ervan menghela napas jengkel.
“Tapi aku tidak mencintaimu,” gumam Ervan.
***
            Oh ya Tuhan. Siapa sebenarnya gadis itu? Kenapa dia dan Ervan punya hubungan yang terlihat dekat? Nessa benar-benar terkejut, jantungnya masih berdegup dengan keras tanpa henti dan kakinya terasa lemah dan tak bertenaga. Nessa masih berdiri di depan pintu ruang kerja Ervan dan tanpa sengaja mendengar percakapan menyakitkan itu.
. Ervan membuang bunga mawarnya dengan sangat mudah, tanpa gugup, dan tanpa perasaan bersalah.Setelah itu Nessa merasa bahwa dirinya benar–benar hancur. Hancur oleh cinta.
***
            Sore hari. Dengan perasaan kacau, Nessa duduk di kursi kerjanya dengan lemas. Semua pikirannya masih terpusat dengan kejadian tadi. Nessa sadar dia bukan siapa–siapa. Tidak cocok jika dibandingkan dengan Ervan yang serba bisa dan kaya raya. Dengan tiba–tiba manajer tim Nessa masuk dengan ekspresi menyeramkan.
Perhatian semua, saya punya kabar yang tidak mengenakkan hari ini. Dokumen perusahaan bocor. Ada yang mengambil datanya dan menjualnya ke perusahaan pihak lawan. Aku sangat kecewa, terlebih lagi ini dilakukan oleh orang dalam. Dokumen itu besok sudah harus diajukan ke Rapat Dewan. Tapi, karena bocor kemungkinan kita akan  kalah tender. Jadi, Nessa kenapa kau menjual dokumen perusahaan?” tanya manager itu sinis. Nessa sangat terkejut. Dia tidak tahu apa–apa tentang kasus ini. Kenapa dia yang dicuriagai?
Sebentar lagi General Manager akan menuju kemari, beliau akan  meminta tanggung jawabmu atas masalah ini Nessa, karena kamulah yang bertugas membuat dokumen itu dan satu–satunya pegawai yang mempunyai data dokumennya!” Oh tidak, Ervan akan datang kemari dan Nessa belum siap bertemu Ervan. Beberapa saat kemudian Ervan datang dan menatapnya tajam.
“Benar kau yang menjual dokumen perusahaan kita ke pihak lawan, Nessa?” bentak Ervan mengintimidasi. Nessa menatap Ervan sendu. Ervan juga menuduhnya. Sangat menyakitkan. Kekasihmu tidak mempercayaimu dan menuduh di depan mata teman sekantor yang sekarang ini nampak menaruh belas kasihan. Nessa memejamkan mata sesaat. Bukan, bukan aku yang menjualnya.
“Nessa, bicaralah! Semua bukti mengarah padamu. Kebocoran dokumen terjadi lewat komputermu,” teriak Ervan emosi.Bukan, aku Ervan. Nessa menatap ke bola mata Ervan.Seolah-olah mengatakan isi hatinya. Bahwa dia tidak tahau apa-apa.
“Nessa! Bicaralah! Nessa!” bentak Ervan emosi. Nessa kembali memejamkan matanya.
Kalau aku bilang aku tidak melakukannya apa kamu akan percaya padaku Pak GM? Kalau aku bilang aku tidak tahu apa kamu juga akan percaya padaku?” tanya Nessa sendu.
Ervan menatap Nessa kaget.
“Kamu tidak akan mempercayaiku, kan? Itulah mengapa aku diam saja sedari tadi. Karena percuma aku bicara sujujurnya dan membela diriku sendiri. Yang menurutmu itu hanyalah omong kosong,” terang Nessa sedih.
Maaf, aku tidak bisa membayar kerugian kebocoran dokumen perusahaan. Tapi, besok aku akan mengajukan surat pengunduran diri sebagai gantinya,” kata-kata Nessa tadi membuat Ervan terdiam. Nessa masih mengaharapkan jikalau Ervan mencegahnya melakukan pengunduran diri.
Ervan mengacak rambutnya “Terserahmu saja aku sudah muak dengan semua ini!” Ervan sudah muak pada Nessa. Itulah sebabnya Ervan tidak membela dirinya tadi. Nessa menatap kosong Ervan dan rombongan yang mulai meninggalkan ruangan kerja timnya.Nessa mulai beranjak dari kursinya dan melangkah keluar.
***
Sekarang 7 Januari. Nessa telah resmi mengundurkan diri dari perusahaan. Nessa telah membulatkan tekad. Dia ingin melupakan segala kejadian menyakitkannya bersama Ervan dan akan memulai lembar hidup baru lagi. Sedangkan di lain tempat,  Ervan tampak senang. Dia berhasil memenangkan tender untuk proyek wisata Bali.Ini sangat hebat. Proyek ini akan menguntungkan, meski dulu perusahaan sempat kalah tender karena ada pembocoran dokumen. Tapi, disamping itu semua, ada sesuatu yang kosong di sudut hatinya, yang membuatnya terasa hampa. Kepergian Nessa.
Sebenarnya, Ervan sangat menyayangi Nessa. Sejak pertemuan pertama mereka di halte bis, sebelum Ervan tahu kalau Nessa adalah salah satu pegawai baru di perusahaannya. Ervan yang waktu itu berangkat kesiangan sangat kesal karena terjadi kemacetan di jalan. Dia mengemudikan mobilnya dengan marah dan hampir saja menabrak seseorang. Ervan keluar dari mobil dan langsung terpana melihat sosok Nessa yang cantik dengan balutan baju kerja sederhananya, dan dengan mata bulat indah Nessa yang membuat hatinya berdesir. Saat itu juga Ervan tahu bahwa cinta pada pandangan pertama itu bukan bohong belaka.Karena Ervan telah merasakannya saat itu juga.
Semenjak saat itu Ervan mulai dekat dengan Nessa sampai mereka menjalin hubungan yang lebih serius meski secara rahasia. Bukan karena Ervan malu pada identitas Nessa yang berasal dari kalangan bawah. Tapi, karena Ervan takut kalau sampai identitas Nessa diketahui oleh papanya. Papanya jelas tidak suka dengan Nessa, dan Ervan takut kalau papanya akan bertindak yang macam–macam pada Nessa. Apalagi sang papa berniat menjodohkan Ervan dengan Mia. Tapi tentu saja Ervan menolak. Baginya, Mia seperti saudara sendiri, lagi pula dia mencintai Nessa bukannya Mia. Oleh karena itu Papa Ervan memberi suatu hak kepada Ervan. Jika Ervan bisa memenangkan tender proyek wisata Bali dan dapat memajukan perusahaan yang sedang ditanganinya, Papa Ervan akan menyetujui keputusan Ervan dalam memilih calon gadis yang akan mendampinginya kelak.
***
Sore ini Ervan dalam perjalanan ke rumah Mia. Ervan akan mengantar proposal mitra bisnis yang akan di tanda tangani oleh Papa Mia sekaligus ingin membicarakan hal penting pada Mia, bahwa Ervan tidak bisa menganggap Mia lebih dari sahabat.Saat Ervan memasuki ruang tamu Mia, Ervan melihat Mia sedang bercakap–cakap dengan Manager tim Nessa, Pak Willi. Kenapa Pak Willi ada di sini?Ervan terdiam dan mulai mendengar pernyataan mereka yang mengejutkan dirinya.
“Aku senang, akhirnya Nessa telah menyingkir dari kehidupan Ervan juga, terima kasih Pak Willi, ini semua berkat pertolongan anda, aku sudah mentransfer uang ke rekening milik bapak sesuai yang bapak minta,” terang Nessa sambil menyesap wine di gelas rampingnya.Ervan yang mendengar itu semua mulai meradang. Ervan segera menghampiri mereka berdua dan memarahi mereka. Ervan mengancam tidak akan lagi sudi menemui Mia dan langsung memecat Pak Willi saat itu juga tanpa basa basi.
            Ervan dengan terburu – buru segera menaiki mobilnya dan menuju ke rumah Nessa. Sesampainya di rumah Nessa, Ervan menggedor - gedor pintu rumah dengan kasar.
“Nessa buka pintunya, Nessa maafkan aku. Nessa aku yang salah. Aku yang bodoh.Harusnya aku percaya padamu!” teriak Ervan. Ervan terus menggedor–gedor pintu rumah tanpa henti. Sampai dia mendengarkan suara samar yang sangat dirindukannya.
“Er-Ervan kau kah itu?” tanya Nessa terbata dan mnitikkan air matanya.
Ervan senang sekali melihat Nessa yang ada di depannya.Dia langsung memeluk Nessa dengan erat.
“Oh Nessa, syukurlah aku masih bisa bertemu lagi denganmu! Maafkan aku, aku tidak mempercayaimu, aku benar – benar bodoh menuduh dirimu yang membocorkan dokumen,” ucap Ervan mulai menangis membuat Nessa tersenyum samar  dalam pelukan Ervan.
“Nessa sayang, terima kasih. Aku mencintaimu. Kumohon kembalilah ke perusahaan dan jadilah kekasihku lagi, aku akan mengenalkanmu pada orang tuaku,” ucap Ervan hati–hati.
“Aku tidak bisa Erv, aku butuh waktu.
“Baik, tidak masalah. Aku akan menunggumu,” sambar Ervan cepat.
“Kumohon Nessa cuma kamu yang aku cintai, kamu adalah masa depanku, kalau kamu belum siap, aku akan menunggu meski itu butuh penantian seumur hidupku. Kita mulai lagi semuanya dari awal oke?” terang Ervan sambil menggenggam erat–erat tangan Nessa. Nessa lama terdiam dan akhirnya menganggukkan kepalanya. Ervan tersenyum lega dan mencium dahi Nessa dengan sayang.
“Terima kasih Nessa karena kamu telah mencintaiku dengan tulus.Karena dirimu aku mengenal cinta yang sesungguhnya,” bisik Ervan mesra ditelinga Nessa.
Cinta yang sesungguhnya adalah ketika kita mencintai seseorang dengan benar.
Semenjak kejadian itu Ervan tak segan–segan mengenalkan Nessa ke teman–teman dan orangtuanya.Ervan masih setia menunggu jawaban persetujuan Nessa. Dan akhirnya di 31 Desember di hari ulang tahun mereka berdua. Nessa akhirnya menerima Ervan kembali secara resmi. 31 Desember di bulan itu mereka dulu mulai renggang dan lama kelamaan berpisah, dan di bulan itu jugalah mereka bersatu. Kemudian mereka memulai lembaran hidup baru yang semakin dipenuhi oleh kebahagiaan, yang setiap kebahagiaan selalu diawali oleh rintangan.
***
 
Antologi Analogi Hati (2014) Mafaza Media


Cerpen, genre: romance



Beautiful Dream
Karya Isnani Nur Rizqi

Di hari terakhir sekolah sebelum libur panjang, disibukkan dengan pembelajaran kelompok Bhs.Jawa. Semua siswa sibuk dengan hasil tulisannya masing-masing. aku berada pada satu kelompok yang sangat membingungkan, dimana aku dibiarkan berada pada segerombolan pria yang tidak mau membantuku berpikir sedikit pun.
“Hey semua! Kalian pikir aku patung, ini kerja kelompok bukan individu. Kenapa tidak ada seorangpun yang mau membantuku,”  ujarku kesal.
Tanpa aku sadari, Rian duduk menghampiriku. Dia tersenyum padaku dan tiba-tiba menyandarkan kepalaku di pundaknya. Seketika waktu seakan terhenti, tubuhku serasa melayang di udara. Berpuluh pasang mata di ruang itu menatap kearahku, aku bagaikan sang Putri yang menemukan Pangeran ditengah kegundahan hati. Ruangan diskusi itu berubah menjadi panggung negeri dongeng dengan romantika cinta yang mendalam.
SO SWEETT ....” (Teriakan semua temanku dalam ruangan itu)
“Kalian pasangan yang serasi, semoga langgeng ya,”  Anto menambahi.
Setelah kejadian itu, aku dan Rian semakin dekat. Kami seakan amplop dan perangko, dimana ada Rian disitu ada aku. Kemana-mana kita berdua, bagaikan sepasang kekasih. Terkadang aku bingung dengan semua ini, mungkinkah ini jawaban atas semua doaku?  Entahlah, yang jelas aku merasa sangat bahagia.
“Kita ke kantin yuk,” ajak Rian.
“Aku lagi males nih, kamu aja deh.”
“Ya udah aku pergi dulu ya.”
Selang beberapa menit Rian datang dengan membawa banyak makanan dari kantin.
“Nih buat kamu, dimakan ya.”
“Kamu ngapain repot-repot beliin ini buat aku?”
“Ya kan tadi kamu bilang males ke kantin. Nah aku juga males kalau makan sendiri tanpa kamu, makanya aku beliin ini biar kita bisa makan sama-sama disni.”
“Sebenernya kamu nggak harus beliin ini lho buat aku, tapi makasih ya.”
Kami pun makan bersama di dalam kelas. Selama makan aku terus memandangi wajah Rian. Aku masih tidak percaya, aku bisa mendapatkan seseorang yang sangat perhatian padaku.
Jam istirahat telah usai, tak terasa kami memasuki pelajaran terakhir di hari yang melelahkan ini. Dimana semua siswa harus menyampaikan hasil kerja kelompok masing-masing.
“Baiklah anak-anak silahkan kalian menyampaikan hasil dari diskusi masing-masing. Ibu akan memulai dari kelompok pertama, Silahkan.”
“Assalamu’alaikum wr.wb. Kami dari kelompok satu akan menjelaskan tentang kesenian yang ada di Jawa.”
Selama menyaksikan penampilan temanku, aku merasa takut kalau aku akan jauh lebih buruk dari mereka. Aku tidak  pede dengan hasil kerjaku, rasanya aku tidak mau maju untuk menyampaikannya pada teman-teman. Namun apalah dayaku, kini tiba giliranku untuk menyampaikan semua yang telah kutulis dalam selembar kertas.
”Sekarang saya persilahkan kelompok terakhir untuk menyampaikan hasil diskusinya.”
Saat nama kelompokku di panggil, aku semakin gugup, tubuhku seketika berubah dingin, kaku, seperti baru keluar dari lemari es. Tanpa banyak kata Rian menggenggam erat tanganku dan berkata “Jangan hiraukan mereka, anggaplah mereka tidak ada disana. Kamu pasti bisa sayangku”.
Kata-kata Rian membuat jantungku berdetak kencang dan membuat kakiku berani melangkah kearah tempat aku harus memulai presentasiku.
“Assalamu’alaikum wr.wb.”
“Wa’alaikumsalam wr.wb.”
Mulutku kembali terkunci, aku melihat berpuluh pasang mata menatap tajam kearahku. Aku merasa bagaikan seorang tahanan yang tengah dihakimi dalam ruang persidangan.
Seketika itu aku mencoba tenang, aku mengarahkan pandangan mataku pada Rian. Aku langsung teringat kata-katanya yang menyuruhku mengganggap bahwa semua yang ada di ruangan tidak melihat aku. Ya, aku harus fokus dengan apa yang akan ku sampaikan. Aku pasti bisa!
“Saya mewakili kelompok, akan menympaikan hasil diskusi kami tentang kesenian yang ada di Jawa. Dalam hal ini, kami mengambil contoh satu macam kesenian yaitu Ludruk.”
Tak terasa 30 menit berlalu. Dan tanpa sadar, aku telah berhasil menghilangkan ketakutanku berbicara didepan orang banyak. Semua orang dalam ruangan itu memberikanku tepuk tangan dengan meriah.
“Saya bangga dengan apa yang kamu sampaikan, saya rasa kamu akan bisa menjadi icon kesenian di Indonesia kedepannya,” ujar Ibu guru.
“Terima kasih sekali bu, tapi saya rasa ibu berlebihan. Saya hanya menyampaikan apa yang saya bisa.”
“Iya ibu tau, tapi ibu rasa kamu mempunyai bakat yang luar biasa disini. Sekali lagi ibu ucapkan selamat  untuk kalian semua.
Saat aku turun dari panggung, semua teman menghampiri dan mengucapkan selamat padaku. Aku bak seorang artis yang berada di kerumunan fans.
“Makasih buat semuanya,” ucapku pada Rian.
“Terima kasih untuk apa? Itu semua bukan karena aku, tapi karena dirimu sendiri. Kamu sudah berusaha keras, dan sekarang kamu merasakan hasil dari usahamu.”
“Iya kamu benar, tapi aku tidak akan bisa melakukan ini sendiri tanpa dirimu. I love you Rian.”
I love you too. Sekarang aku antar kamu pulang ya.”
Saat sampai di depan gerbang sekolah, tiba-tiba aku terpeleset. Tubuhku menatap ke sebuah pohon,
BRAKK ...!!
Aku langsung  tersungkur ke tanah dan tak sadarkan diri. Anehnya, disana tidak ada seorangpun yang menolongku. Dan saat aku sadar dari pingsanku,
KRINGG ... KRINGG ... KRINGG ...
“Nuri bangun, sudah siang. Kamu tidak berangkat ke sekolah?” ujar ibuku.
“Sekolah? Aku kan baru aja pulang bu,
“Baru pualng dari mana, kamu jangan ngaco ya. Sekarang ini baru jam 7 pagi. Udah sekarang kamu mandi terus cepetan berangkat ke sekolah.”
“Hah jam 7 pagi? Berarti yang tadi itu .... ”
TIDAKKK !!!
Aku baru sadar ternyata semua yang aku alami dengan Rian itu cuma mimpi.
Mimpi,, ya itu semua memang cuma mimpi. Aku nggak akan mungkin bisa memiliki Rian. Rian I love you. You will be a king in my heart forever.
***

Antologi Analogi Hati (2014) Mafaza Media